Sunday, June 1, 2008

BBM: Bolak-Balik Mundhak

Suatu hari yang lagi sumpek (karena masa-masanya emang lagi sumpek), terjadi perbincangan menarik antara aku dan pamanku yang lagi meraut bambu di kampung untuk memperbaiki dinding rumahku. Dia mengeluhkan soal BLT yang belum juga turun, sedang di Jakarta sudah mulai dibagikan."Nang Jakarta wis mudun, nang kene durung, ngenteni kapan launu?", begitulah kira- kira kata-kata pamanku yang kuingat. Dia juga mengeluhkan soal distribusinya yang kurang tepat, banyak orang yang sebenarnya tidak tepat untuk mendapatkan BLT (baca orang kaya) malah mendapatkan. Sedangkan beberapa orang yang rumahnya reyot-reyot, dari tahun pertama sampai sekarang tidak pernah mendapatkan jatah BLT.

Pembicaraan akhirnya merembet ke masalah presiden. Dia berujar, "Presidene ganti tai masalahe"tetep, tetep gak teratasi, malah nambah-nambah!". Langsung saja secara spontan aku aku berkata, "Lha sampean dulu tak tawari jadi presiden gak mau e!, he he". Pamanku malah nyengar-nyengir aja. Pembicaraan pun berlanjut ke soal kenaikan harga BBM. "Wis BBM regone mundhak-mundhak ae", celetuk pamanku. "Lha kan emang cocok ma singkatannya. BBM iku singkatane Bolak-Balik Mundhak, he he".