Sunday, January 11, 2009

FREE HUGS IN SEOUL

Hari Minggu yang melelahkan. Tapi meskipun melelahkan, entah kenapa aku nggak bisa tidur. Akhirnya ku ajak mataku untuk nonton tv saja. ARCHIPELAGO, itulah acara yang ditayangkan Metro TV siang itu.kali ini kawasan yang dikunjungi untuk di explorasi adalah Seoul, Korea Selatan.


Seoul, sebuah kota yang modern, makmur, maju, bersih dan canggih. Jalan-jalan bersih, lalu lintas rapi, pejalan kaki melintas dengan aman dan nyaman di trotoar, gedung-gedung tertata dengan tatanan rapi mengesankan modernitas. Nyata perbedaannya dengan saudara jauhnya Pyong Yang. Cerminan dari tingginya peradaban masyarakatnya yang telah dibangun dengan terencana, teratur dan susah payah. Tipe sebuah kota impian, yang agaknya sulit diwujudkan di Indonesia. Bukannya pesimistis, tapi lebih kepada realistis.


Namun, sepeti apa yang dikatakan host acara ini, begitu modernnya kota ini, sehingga begitu sulit untuk mencari sisi-sisi tradisional, yang menunjukkan nilai kultural asli penduduknya. Satu-satunya masih bisa dikategorikan tradisional adalah sebuah kawasan yang disebut Insandong Market. Sesungguhnya kawasan ini tak ubahnya pasar-pasar tradisional yang ada di kota-kota di Indonesia. Yang membuatnya tampak istimewa hanyalah karena kawasan ini berada di tengah-tengah kota yang segala halnya serba modern. Ia adalah seumpama setitik masa lampau yang terbawa ke masa depan. Tapi meskipun pada dasarnya pasar tradisonal, pasar ini amat bersih dan teratur. Tidak seperti pasar-pasar tradisional di Indonesia yang identik dengan kotor, becek, bau dan lalat-lalat hijau besar dengan mata yang menakutkan itu.


Selain makanan-makanan tradisinalnya, ada satu lagi daya tarik dari pasar ini, yang lagi-lagi, mustahil untuk eksis di pasar-pasar tradisional Indonesia. Di situ ada seorang gadis cantik, yang berdiri menebar senyum manisnya kepadasemua pengunjung sambil menjunjung di atas kepalanya sebuah karton besar. Ia seperti gadis ring tinju. Namun, seperti kebanyakan penduduk kota ini yangwira-wiri, hilir mudik, sibuk memenuhi jalanan kota, gadis ini pun tampak terpelajar nan intelektual. Kacamata dan sorot sejuk matanya menegaskan akan hal itu. Rambutnya lurus panjang dan sebagian poninya menutupi dahi. Ia memakai sweater berwarna kalem, dipadukan dengan rok panjang yang tebal berlapis-lapis agak bergelombang dan ada hiasan bunga-bunga kecil. Sepatu imutnya pun, menyatu lembut dengan sweater dan roknya. Ah, gadis ini sungguh cantik dan feminin.


Oh ya, di karton besar yang dijunjung gadis itu, terdapat sebuah tulisan besar yang berbunyi : FREE HUGS. Can you believe it, free hugs man?!. “What is she doing?”, itulah kalimat yang terlontar dari mulut sang host terheran-heran melihat kelakuan gadis cantik yang ada di hadapannya.


Beberapa gadis dan ibu-ibu nampak tak ragu memberi atau lebih tepatnya diberi pelukan gratis oleh gadis ini. Seorang pria bule dewasa pun ikut merasakan kehangatan pelukan sang gadis. Bahkan ia meminta pengunjung lain untuk mengabadikan momen langka dalam hidupnya itu. Dipeluk seorang gadis cantik yang tidak dikenalnya, di negeri orang timur. Mudah-mudahan istrinya tidak mengetahuinya, atau mudah-mudahan ia belum mempunyai istri atau pacar.


Rupanya, sang host kita ini pun ikut tergoda. Ia pun menghamburkan dirinyake dalam dekapan gadis itu. Kedua gadis itu pun tersenyum penuh keakraban. Keduanya seperti dua sahabat lama yang sudah puluhan tahun tidak ketemu yang ketemu terakhir kalinya waktu perpisahan di SD dulu.


Aku tidak habis pikir, apa motivasi si gadis melakukan hal itu. Apakah ia sekedar cari sensasi?. Apakah ia seorang anak yatim piatu yang sejak lahir tidak pernah merasakan kehangatan pelukan dari orang tua, saudara bahkan teman-temanya?. Ataukah ia seorang mahasiswa cerdas dari sebuah universitas terkenal yang peduli pada masalah sosial perkotaan, dimana ia ingin menunjukkan kepada masyarakat kota yang terkena dampak globalisasi dengan menghiasai diri sifat hedonis, materialistis, oportunis dan individualistis, tentang indahnya senyum sapa dan kehangatan kebersamaan?. Atau mungkin ia hanyalah semacam duta wisata yang bekerja pada pemerintah kota untuk menarik wisatawan asing?. Aku tak tahu, bahkan host acara ini pun tak tahu.


Once again, free hugs man. Can you believe it?!. Yang aku bayangkan adalah, bagaimana jika hal itu terjadi di Indonesia. Seorang gadis cantik, berdiri di tengah-tengah pasar, menawarkan pelukan gratis kepada siapa saja yang mau. Wow, aku yakin yang terjadi adalah cowok-cowok pada berebut ingin mendapat pelukan dari gadis itu. Akibatnya, grafik jumlah pasangan yang putus cinta tiba-tiba meningkat drastis. Rubrik-rubrik cinta di majalah remaja, acara-acara curhat di radio-radio, semakin sibuk melayani pembaca dan pendengarnya. Bahkan Dewa Amor pun ikutan cemberut gara-gara gadis itu.


Tiap hari terjadi antrian hebat, cowok-cowok SMA, mahasiswa iseng, tukang becak, pedagang asongan, pengamen, bahakan preman-preman, ikutan ngantri untuk memeluk gadis itu. Pengunjung pun tidak datang dari dalam kota saja, tapi juga dari seluruh kota di Indonesia. Karena begitu banyaknya pengunjung, oleh pemerintah kota area parkir diperluas. Ongkos parkir naik dua kali lipat. Gadis itu yang bekerja, tapi tukang parkir yang berjaya.


Dari hari ke hari, pengunjung semakin membludak. Gadis itu pu harus bekerja ekstra keras. Kelakuan pengunjung pun aneh-aneh. Ada yang sekali meluk gak mau lepas-lepas sehingga merepotkan satpam pasar. Ada yang minta dipeluk berkali-kali. Ada yang meluknya cuma sebentar, tapi tiap hari selalu datang untuk ngantri lagi. Pendeknya, gadis itu semakin terkenal. Ia jadi headline di tv-tv dan koran-koran lokal maupun nasional. Artis-artis jadi cemburu dengan polularitasnya.


Dalam waktu singkat, gadis itu pun masuk MURI sebagai gadis dengan jumlah pelukan terbanyak di Indonesia bahkan dunia. Karena popularitasnya yang semakin menjadi-jadi, ia pun menjadi bintang sinetron yang berjudul “PELUKAN HANGAT SANG GADIS”, dengan soundtracknya sebuah lagu yang berjudul “DARA MANISKU”. Sang gadis tidak lagi beraksi di tengah-tengah pasar, tetapi di depan kamera, dan pasar pun kembali sepi seperti biasa.