Friday, July 29, 2011

TEOREMA KEHIDUPAN

Terimakasih matahariku
Engkau telah mencetak grafik nafasku
Cahaya dan panasmulah,
Yang menuntunku menapaki setiap langkah
Menjalankan setiap kehendak dan fungsiku dalam kehidupan

Terimakasih alamku,
Kau menciptakan aku dari buah kekayaan misterimu
Misteri yang juga pernah kau tinggalkan saat mengambil jiwa Fermat
Aku dan kau terlahir sebagai pasangan absis dan ordinat
Kau dan aku adalah pasangan Descartes dan Isaac Beekman
Kita saling menyurat, berbagi tapi juga saling menghujat
Kadang kita sekawan, kadang berlawanan, pun kadang berkebalikan
Tapi aku tetaplah elemen dari himpunan keindahanmu

Mungkin aku hanya terlahir sebagai sebuah titik imajiner
Aku terhimpit dalam ekstrimnya peradaban
Aku terasing dalam luasnya koordinat samudera kehidupan
Tersudut oleh derasnya teorema takdir alam
Dan mati dalam semesta mimpi-mimpiku
Serta, terhanyut dalam kumpulan idealisme

Bersama mimpiku, kudendangkan mantera Wingardium Leviosa
Kami terbang menuju titik balik maksimum
Lalu melempar pandangan ke lembah yang tercuram
Lembah tempat penderitaan yang tak terhingga
Tempat kawula bertanya, “Dimana rasa bahagia?”

Namun,mimpi berbisik lembut dalam logikaku
“Suarakanlah kebenaran secara kontinyu!”
“Walaupun hanya dengan suara syahdu di hatimu!”
“Meski hanya dengan sederet kata-kata di bukumu!”
“Sebarkanlah kesejukan embun pagi ke seluruh negeri!”
“Karena kedamaian sedang dilanda kegelisahan”.

No comments:

Post a Comment

Silahkan kasih komentar di sini